Monday 23 March 2015

TEORI BELAJAR KOGNITIF



 Masih tentang Perspektif Kognitif
blogmasriri.blogspot.com

Pernah mendengar teori belajar kognitif? Ya, sebuah teori yang pernah dicetuskan oleh paman Winkel mengenai keadaan psikologis seseorang dalam memahami sesuatu, sehingga menimbulkan pemahaman baru akan apa yang telah dipelajarinya.
Berbekal teori tersebut saya ingin menyinggung sedikit tentang teori belajar namun terlebih dahulu saya kutip sedikit hal mengenai teori paman Winkel ini.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”. (Winkel)
Dari teori diatas dapat kita simpulkan mengenai teori belajar yang bisa kita ukur tingkat kefektifanya melalui hasil belajar yang diperoleh. Pernahkah anda berpikir apa tolok ukur atau penilaian suatu sistem pembelajaran? Dan pernahkah anda membayangkan bagaimana seorang guru yang membimbing beberapa muridnya yang dikemudian hari banyak diantaranya yang menjadi pejabat tinggi, pengusaha sukses namun dia sendiri masih tetap menjadi seorang guru dengan gaji yang minimum? Dan pernahkah anda berpikir ada berapa siswa yang dapat memahami suatu pelajaran sedang yang lainnya tidak, padahal cara dan ilmu yang disampaiakan adalah sama.
Berikut akan saya bahas satu persatu menganai permashalan diatas. Dan tentunya dengan persepktif kognitif, menurut saya (Mas Riri). So, bila ingin membantah teroi ini, silahkan membuat artikel di blog anda sendiri dan biarkan orang lain yang menilai. Karena ini adalah mengenai teori perspektif kognitif.
  
Bruce Lee
Siapa yang tidak kenal jagoan yang satu ini? Jago kung fu nomor satu sepanjang masa, jago di dalam dan diluar film. Namun apa hubungannya dengan teori pembelajaran? Justru hal ini yang tidak banyak diperhatikan orang. Bagaimana seorang Wing Chun menghasilkan mega bintang Bruce Lee? Dan Bruce lee menghasilkan Jet Kune Do. Seorang pengajar dan pembelajar terkait satu sama lain dan terikat dalam ikatan psikologis sebagai penerima tangung jawab. Seorang Wing Chun bertanggung jawab atas keahlian muridnya ketika masih belajar. Apa yang ia lakukan adalah menyampaikan teori – teori agar sang murid mengerti akan sesuatu hal dan dapat mengembangkan ilmu tersebut sesuai kapasitas pikiranya. Ada berapa murid Wing Chun pada saat itu? Ada beberapa murid yang diajarkan sama persis teknik maupun teorinya, namun pemahaman yang diperoleh tidaklah sama.
Hal inilah yang menjadi dasar teori Winkel diatas. Bahwa belajar adalah aktifitas fisik dan psikis, yang berhubungan dengan keadaan ingkungan. Yang termasuk lingkungan disini adalah teknik silat yang berikan, sarana untuk belajar beladiri yang disediakan, dan suasana pada saat itu. Kita ingat pada masa hidup Bruce Lee adalah masa – masa premanisme dan kekerasan terjadi dimana – mana. Hal ini juga menjadi dorongan belajar.

Hellen Keller
Ada yang belum pernah mendengar namanya? Hellen Keller adalah seorang buta, tuli dan tentunya juga bisu, yang telah menulis buku untuk orang – orang berkebutuhan khusus. Dia adalah seorang guru di salah satu sekolah untuk para penyandang cacat. Dia telah menulis belasan buku dan beberapa diantaranya adalah best seller. Coba anda bayangkan, kondisikan keadaan anda seperti Hellen Keller (buta, tuli, bisu) dalam dunia anda sendiri tanpa seorangpun yang hadir disana, dan yang ada hanyalah kegelapan.
Pelajaran dari Hellen Keller apa yang bisa kita ambil? Sekarang kesampingkan dulu si Hellen ini dan kita lihat siapa dibalik kesuksesan dia. Hellen Keller dilahirkan normal seperti bayi pada umumnya dengan warna pink dan menangis normal, namun pada usianya yang menginjak 6 bulan ia terserang sebuah penyakit yang tidak umum, yang menyebabkan ia harus kehilangan pendengaran dan penglihatannya, sebagian bilang diusia ke enam tahun, namun saya perhatikan jika ia terserang penyakit itu pada usia enam biasanya di usia ini seorang anak sudah bisa bebicara banyak. Tidak pada Hellen sehingga saya menyimpulkan pada usia 6 bulanlah ia terserang penyakit tersebut. Pada usia 6 tahun seorang Ane Sullivan mengambil tanggung jawabnya sebagai seorang guru, panggilan hatinya mengatakan untuk mengambil Hellen dan mendidiknya dari seorang liar yang buas menjadi manusia yang diakui keberadaanya dan mendapat banyak penghargaan atas karya - karyanya.
Pencerahan itu terjadi ketika secara tidak sengaja air mengguyur tangan hellen dari mangkok yang dipegangnya, hal ini membuat ia panik namun Ane Sullivan segera meraih tangannya dan menuliskan kata air ditelapak tangan Hellen. Hellen pun merespon dengan sangat baik keadaan tersebut dan meminta Ane memberikan lebih banyak kata lagi, pada saat itulah hubungan antara guru dan murid terjadi. Berlanjut hingga ketika Hellen berusia 12 tahun dia sudah bisa menulis buku best seller dan menerima penghargaan dari pemerintah federal Amerika Serikat.
Sebuah peristiwa menakjubkan terjadi pada proses pembelajaran, alam pikiran kita berinteraksi dengan lingkungan dan emosional kita memberikan stimulasi kepada otak untuk lebih memahami atas apa yang sedang terjadi.

Penilaian tingkat keberhasilan belajar
kita bahas pertanyaan apa tolok ukur keberhasilan suatu teknik pembelajaran. Guru sebenarnya tidak lebih hebat dari muridnya, hanya dia bisa menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang bisa dipahami oleh muridnya. Dengan kata lain, seorang guru berbicara sesuai dengan kapasitas muridnya, dan seorang guru yang baik adalah yang mengetahui kapasitas muridnya dalam belajar. Seorang guru sekolah dasar memberikan pelajaran dengan tujuan agar siswa dapat menghafal, seorang guru SMP memberikan contoh – contoh dan bercerita yang berhubungan dengan apa yang diajarkannya, dan seorang guru SMA mengajak siswa unuk berpikir bersama dan memecahkan sebuah pemaslahan bersama pula, dan seorang dosen memberikan bahan dan menstimulasi mahasiswanya untuk berpikir tentang apa yang seharusnya dipikirkan. Dari kesmeua teknik belajar ini, yang terbaik adalah bila si murid dapt memahami lebih tentang sesuatu yang bahkan belum diberikan oleh gurunya. Sang guru memberikan pelajaran perkalian dari 1 sampai 10 dan sang murid bisa mengembangkannya hinga perkalian 10 hingga 100. 
Sehingga, proses belajar dan mengajar dikatakan berhasil jika siswa bisa melampaui kemampuan sang guru. Seperti halnya petinju yang memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan dengan gurunya. Dan seorang guru yang berhasil dalam mengajarnya dapat diindikasikan dengan keberhasilan muridnya. Seperti Wing Chun yang membuat Bruce Lee sedemikian, dan Ane Sulivan yang membuat Hellen Keller juga berlaku kepada Chris John dan banyak lagi orang – orang yang telah melampaui batas atas bimbingan dari sang guru.
Dan kembali lagi bahwa semua hal mengenai belajar bagaimana belajar, adalah perspektif kognitif atau proses pembelajaran yang terjadi dalam setiap proses.


No comments:

Post a Comment