Masih tentang Perspektif Kognitif
Pernah mendengar teori belajar kognitif? Ya,
sebuah teori yang pernah dicetuskan oleh paman Winkel mengenai keadaan
psikologis seseorang dalam memahami sesuatu, sehingga menimbulkan pemahaman
baru akan apa yang telah dipelajarinya.
Berbekal teori tersebut saya ingin menyinggung
sedikit tentang teori belajar namun terlebih dahulu saya kutip sedikit hal
mengenai teori paman Winkel ini.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada
belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia “Belajar
adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
dan berbekas”. (Winkel)
Dari teori diatas dapat kita simpulkan mengenai
teori belajar yang bisa kita ukur tingkat kefektifanya melalui hasil belajar
yang diperoleh. Pernahkah anda berpikir apa tolok ukur atau penilaian suatu
sistem pembelajaran? Dan pernahkah anda membayangkan bagaimana seorang guru
yang membimbing beberapa muridnya yang dikemudian hari banyak diantaranya yang
menjadi pejabat tinggi, pengusaha sukses namun dia sendiri masih tetap menjadi
seorang guru dengan gaji yang minimum? Dan pernahkah anda berpikir ada berapa
siswa yang dapat memahami suatu pelajaran sedang yang lainnya tidak, padahal
cara dan ilmu yang disampaiakan adalah sama.
Berikut akan saya bahas satu persatu menganai
permashalan diatas. Dan tentunya dengan persepktif kognitif, menurut saya (Mas
Riri). So, bila ingin membantah teroi ini, silahkan membuat artikel di blog
anda sendiri dan biarkan orang lain yang menilai. Karena ini adalah mengenai
teori perspektif kognitif.
Bruce Lee
Siapa yang tidak kenal jagoan yang satu ini? Jago
kung fu nomor satu sepanjang masa, jago di dalam dan diluar film. Namun apa
hubungannya dengan teori pembelajaran? Justru hal ini yang tidak banyak
diperhatikan orang. Bagaimana seorang Wing Chun menghasilkan mega bintang Bruce
Lee? Dan Bruce lee menghasilkan Jet Kune Do. Seorang pengajar dan pembelajar
terkait satu sama lain dan terikat dalam ikatan psikologis sebagai penerima
tangung jawab. Seorang Wing Chun bertanggung jawab atas keahlian muridnya
ketika masih belajar. Apa yang ia lakukan adalah menyampaikan teori – teori
agar sang murid mengerti akan sesuatu hal dan dapat mengembangkan ilmu tersebut
sesuai kapasitas pikiranya. Ada berapa murid Wing Chun pada saat itu? Ada
beberapa murid yang diajarkan sama persis teknik maupun teorinya, namun pemahaman
yang diperoleh tidaklah sama.
Hal inilah yang menjadi dasar teori Winkel diatas.
Bahwa belajar adalah aktifitas fisik dan psikis, yang berhubungan dengan
keadaan ingkungan. Yang termasuk lingkungan disini adalah teknik silat yang
berikan, sarana untuk belajar beladiri yang disediakan, dan suasana pada saat
itu. Kita ingat pada masa hidup Bruce Lee adalah masa – masa premanisme dan
kekerasan terjadi dimana – mana. Hal ini juga menjadi dorongan belajar.
Hellen Keller
Ada yang belum pernah mendengar namanya? Hellen Keller
adalah seorang buta, tuli dan tentunya juga bisu, yang telah menulis buku untuk
orang – orang berkebutuhan khusus. Dia adalah seorang guru di salah satu sekolah
untuk para penyandang cacat. Dia telah menulis belasan buku dan beberapa diantaranya
adalah best seller. Coba anda bayangkan, kondisikan keadaan anda seperti Hellen
Keller (buta, tuli, bisu) dalam dunia anda sendiri tanpa seorangpun yang hadir
disana, dan yang ada hanyalah kegelapan.
Pelajaran dari Hellen Keller apa yang bisa kita
ambil? Sekarang kesampingkan dulu si Hellen ini dan kita lihat siapa dibalik
kesuksesan dia. Hellen Keller dilahirkan normal seperti bayi pada umumnya
dengan warna pink dan menangis normal, namun pada usianya yang menginjak 6
bulan ia terserang sebuah penyakit yang tidak umum, yang menyebabkan ia harus
kehilangan pendengaran dan penglihatannya, sebagian bilang diusia ke enam tahun,
namun saya perhatikan jika ia terserang penyakit itu pada usia enam biasanya di
usia ini seorang anak sudah bisa bebicara banyak. Tidak pada Hellen sehingga
saya menyimpulkan pada usia 6 bulanlah ia terserang penyakit tersebut. Pada
usia 6 tahun seorang Ane Sullivan mengambil tanggung jawabnya sebagai seorang
guru, panggilan hatinya mengatakan untuk mengambil Hellen dan mendidiknya dari
seorang liar yang buas menjadi manusia yang diakui keberadaanya dan mendapat
banyak penghargaan atas karya - karyanya.
Pencerahan itu terjadi ketika secara tidak sengaja
air mengguyur tangan hellen dari mangkok yang dipegangnya, hal ini membuat ia
panik namun Ane Sullivan segera meraih tangannya dan menuliskan kata air
ditelapak tangan Hellen. Hellen pun merespon dengan sangat baik keadaan
tersebut dan meminta Ane memberikan lebih banyak kata lagi, pada saat itulah hubungan
antara guru dan murid terjadi. Berlanjut hingga ketika Hellen berusia 12 tahun
dia sudah bisa menulis buku best seller dan menerima penghargaan dari pemerintah
federal Amerika Serikat.
Sebuah peristiwa menakjubkan terjadi pada proses
pembelajaran, alam pikiran kita berinteraksi dengan lingkungan dan emosional
kita memberikan stimulasi kepada otak untuk lebih memahami atas apa yang sedang
terjadi.
Penilaian tingkat keberhasilan belajar
kita bahas pertanyaan apa tolok ukur keberhasilan
suatu teknik pembelajaran. Guru sebenarnya tidak lebih hebat dari muridnya,
hanya dia bisa menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang bisa dipahami oleh
muridnya. Dengan kata lain, seorang guru berbicara sesuai dengan kapasitas
muridnya, dan seorang guru yang baik adalah yang mengetahui kapasitas muridnya
dalam belajar. Seorang guru sekolah dasar memberikan pelajaran dengan tujuan
agar siswa dapat menghafal, seorang guru SMP memberikan contoh – contoh dan
bercerita yang berhubungan dengan apa yang diajarkannya, dan seorang guru SMA
mengajak siswa unuk berpikir bersama dan memecahkan sebuah pemaslahan bersama
pula, dan seorang dosen memberikan bahan dan menstimulasi mahasiswanya untuk
berpikir tentang apa yang seharusnya dipikirkan. Dari kesmeua teknik belajar
ini, yang terbaik adalah bila si murid dapt memahami lebih tentang sesuatu yang
bahkan belum diberikan oleh gurunya. Sang guru memberikan pelajaran perkalian
dari 1 sampai 10 dan sang murid bisa mengembangkannya hinga perkalian 10 hingga
100.
Sehingga, proses belajar dan mengajar dikatakan
berhasil jika siswa bisa melampaui kemampuan sang guru. Seperti halnya petinju
yang memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan dengan gurunya. Dan seorang
guru yang berhasil dalam mengajarnya dapat diindikasikan dengan keberhasilan
muridnya. Seperti Wing Chun yang membuat Bruce Lee sedemikian, dan Ane Sulivan yang
membuat Hellen Keller juga berlaku kepada Chris John dan banyak lagi orang –
orang yang telah melampaui batas atas bimbingan dari sang guru.
Dan kembali lagi bahwa semua hal mengenai belajar
bagaimana belajar, adalah perspektif kognitif atau proses pembelajaran yang
terjadi dalam setiap proses.
No comments:
Post a Comment